23 Februari 2020

Antara ikhlas dan bangga


Apakah ikhlas itu?
Apakah sikap bangga (bangga terhadap diri sendiri, bangga kepada keyakinan kelompok, bangga terhadap pemahaman) bisa mengotori ikhlas?

Ikhlas secara bahasa adalah memurnikan sesuatu dan mengosongkannya dari selain-Nya.
Maka sesuatu disebut murni, jika ia bersih dari yang mengotori nya dan terbebas dari nya, dan perbuatan yang murni, bersih dari kotoran-kotoran, maka itu disebut ikhlas.

Allah SWT berfirman:

وَاِ نَّ لَـكُمْ فِيْ الْاَ نْعَا مِ لَعِبْرَةً ۗ نُّسْقِيْكُمْ مِّمَّا فِيْ بُطُوْنِهٖ مِنْۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَا لِصًا سَآئِغًا لِّلشّٰرِبِيْنَ

"Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 66)

Maka susu yang KHALISH adalah yang selamat dan bersih dari darah, kotoran, dan segala sesuatu yang dapat mengotori dan mengeruhkan kejernihannya.

Kalau dikaitkan dengan amal, ibadah, keyakinan, dan lainnya, maka ikhlas adalah melakukan semua hal diatas hanya semata-mata untuk Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ 

"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"

لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَ نَاۡ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ

"tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim)."
(QS. Al-An'am : Ayat 162- 163)


Wallahu a'lam

Cahaya Qur'an, GBJ, 23 Pebruari 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar