30 Oktober 2009

3 target jangka pendek dari shalat

Shalat adalah ibadah paling agung setelah syahadat. Ada 3 target jangka pendek dari shalat;

Pertama:sebagai sarana istirahat jiwa (batin), sabda Nabi saw: "Arihna Bish-Shalah" ( Istirahatkanlah--diri--kita dengan shalat). Jadi, shalat adalah sarana relaksasi untuk memulihkan energi batin yang terkuras ketika berinteraksi dengan kehidupan. Itulah sebabnya shalat harus dilakukan dengan thuma'ninah.
Thuma'ninah artinya tenang, tidak ter-gesa2, seperti umumnya orang yang sedang relaksasi atau beristirahat. Dengan kata-lain, istirahat batin (jiwa) dilakukan sepenuhnya di dalam shalat, bukan setelah shalat. Inilah yang harus disadari oleh setiap muslim yang akan shalat; bahwa ia akan melakukan relaksasi batin. Dan orang yang shalat dengan thuma'ninah justru akan merasa ringan dan shalatnya pun terasa sebentar.
Imam Ibnul-Qayyim mengatakan bahwa "Orang yang relaksasi dalam shalat akan merasa ringan, bahagia dan semua beban hidupnya pun hilang". Jadi, perasaan itu semua diraih ketika shalat, bukan setelah shalat. Padahal, kita pada umumnya merasa ringan setelah shalat.Tanpa disadari kita telah menganggap shalat itu beban, sehingga setelah shalat kita merasa beban itu hilang. Inilah kekeliruan besar kita selama ini.

Target shalat yang kedua: Membangun benteng yang kuat untuk melindungi diri dari sifat2 buruk sebagaimana firman Allah: "Aqimish-Shalat, Innash-Shalata Tanha 'Anil-Fahsya-i Wal-Munkar" artinya: Tegakkanlah Shalat, sesungguhnya Shalat --dapat--mencegah dari perbuatan keji dan munkar (surah 29 ayat 45).Yang dimaksud keji adalah perangai buruk, dan yang dimaksud munkar adalah semua perbuatan yang dilarang dan dibenci Allah.
Termasuk perbuatan keji, adalah memaki, mencela, mengeluarkan ucapan kotor dll termasuk juga melakukan perbuatan zina. Ayat tersebut menyatakan secara eksplisit bahwa setiap manusia memiliki potensi berbuat keji dan munkar, tidak perduli seorang ulama atau ustadz sekalipun. Nah, shalat yang dilakukan dengan cara2 yang sesuai dengan aturannya, akan menjadi penghalang atau mencegah dari itu semua. Subhananallah.

Target ketiga: Membangun jalinan komunikasi yang intens dengan Allah; sebagaimana firman Allah: "Ya-ayyuhalladzina Amanusta'inu Bish-Shabri Wash-Shalah. Innallaha Ma'ash-Shabirin". Artinya:Hai orang2 yang beriman, minta tolonglah kalian --kepada Allah-- dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang2 yang sabar (surah 2 ayat 153).
Nabi saw bersabda: "Innal-Mushalli Yunaji Rabbahu, Fal-Yanzhur Bima Yunaji Bihi.." Artinya: "Sesungguhnya orang yang shalat itu ber-bisik2 (berkomunikasi) dengan Rabb-nya (Allah), maka hendaklah ia perhatikan isi pembicaraannya dengan Allah" (H.R.Malik). Betapa luar-biasanya ibadah shalat ini.(Subhanallah).

21 Oktober 2009

Motivasi Dalam Bekerja

Islam sangat menghargai "pekerjaan"atau "bekerja" sabda Nabi saw:"Wa In Qamatis-Sa'ah Wa Fi Yadi Ahadikiumul-Fasilah, Fa Inis-Tatha'a An Yaghrisaha Qabla An Yaquma Fal-Yaghrisha" (Meskipun Kiamat sudah terjadi, namun di tangan kalian masih ada pohon kurma, jika ia masih sempat menanamnya sebelum berdiri, maka tanamlah !!)
Kiamat adalah kehancuran total alam semesta, namun seorang muslim diharuskan terus menyelesaikan pekerjaannya selama ia bisa melakukannya walaupun Kiamat telah datang di depan kedua matanya. Nabi saw tidak mengatakan kepada si muslim jika Kiamat datang, hendaklah ia tinggalkan pekerjaannya, lalu masuk ke dalam masjid utk berdo'a. Tidak..!! Tidak..!! Nabi saw. tdk berkata seperti itu.
Nabi saw bersabda:"Innallaha Yuhibbul-Mu'min Al-Muhtarif" (Sesungguhnya Allah sangat menyukai seorang mu'min yang bekerja keras). Bekerja keras dalam mencari nafkah adalah sikap yang terpuji.
Umar bin Khaththab berkata: "Tidak ada tempat yg paling aku sukai untuk mati (menjemput ajal) kecuali pasar, yaitu ketika aku sedang berjual-beli untuk menafkahi keluargaku" (Ihya hal.385). Ucapan Umar ini merupakan pernyataan tegas, bahwa ia ingin mati di pasar pada saat sedang melakukan jual-beli (berdagang), bukan di masjid ketika sedang shalat, berdo'a, berdzikir dsb.
Ucapan Umar merupakan acuan bagaimana sikap dan pandangan seorang mu'min seharusnya terhadap pekerjaan mencari nafkah. Umar adalah seorang sahabat Nabi saw. yang paling benar ucapannya, sehingga Nabi saw berkata: "Innallaha Wadha'al-Haqqa ' Ala Lisani 'Umar Yaqulu Bihi" (Sesungguhnya Allah meletakkan kebenaran pada lisannya Umar, dan ia mengatakan kebenaran itu). Artinya, Nabi saw melegitimasi kebenaran ucapan Umar.
Ucapan Umar ini sesungguhnya merupakan penjelasan sabda Nabi saw: "Man Sa'a 'Ala Walidaihi Fafi Sabilillah, Wa Man Sa'a 'Ala 'Iyalihi Fafi Sabilillah, Wa Man Sa'a Linafsihi Liya'iffaha, Fahuwa Fi SabilillaH"; (Siapa-saja bekerja--mencari nafkah-- untuk kedua orang tuanya, maka ia dalam Sabilillah, siapa-saja yang bekerja untuk keluarganya, maka ia juga dalam Sabilillah.
Dan siapa-saja yg bekerja utk menjaga --kehormatan--dirinya, ia pun juga dalam Sabilillah (Silsilah Hadits Shahih jilid V no.2232). Menurut hadits ini ada 3 motivasi (niat) dalam bekerja yg membuat pelakunya berada dalam Sabilillah; yaitu: untuk kedua orang tua, utk keluarga dan untuk diri sendiri.
Artinya--menurut Syaikh Al-Albani--,siapa-saja bekerja dengan 3 motivasi tersebut atau dengan salah satu dari 3 motivasi itu, maka ia sama dengan orang yang berjihad dalam Sabilillah; artinya jika mati, maka ia "mati syahid", yaitu; ia akan bebas dari siksa kubur dan pada hari Kiamat ia langsung masuk ke dalam Sorga tanpa dihisab. Subhanallah Wal-Hamdulillah

19 Oktober 2009

Do'a Minta Perlindungan Dari 7 Perkara

Nabi saw berdo'a minta perlindungan dari 7 perkara; do'a Beliau:

(1) Allahumma Inni A'udzubika Minal Hadmi (Ya Allah, aku berlindung kpd-Mu dari tertimpa bangunan). Kalimat do'a ini secara tegas menyatakan bahwa siapa-saja bisa mati tertimpa bangunan runtuh seperti yang terjadi di Sum-Bar. Dan Nabi saw adalah kekasih Allah,sebaik-baik manusia, toh Beliau masih minta perlindungan jangan sampai tertimpa bangunan runtuh.

(2) Wa A'udzubika Minat-Taraddiy (Dan aku berlindung kepada-Mu dari jatuh dari tempat yang tinggi). Misalnya jatuh dari atas gunung, atap rumah atau bersama pesawat terbang yang jatuh, atau jatuh ke dalam sumur. Pokoknya Beliau saw berlindung kepada Allah jangan sampai Beliau mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.

(3) Wa A'udzubika Minal-Gharaqi (Dan aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam). Misalnya tercebur dikolam air yang dalam, sungai atau lautan, termasuk juga karam bersama perahu atau kapal. Pokoknya Beliau berlindung kepada Allah, jangan sampai Beliau mati tenggelam.

(4) Wa A'udzubika Minal-Haraqi (Dan aku berlindung kpd-Mu dari terbakar). Maksudnya mati terbakar atau mengalami kebakaran seperti banyak terjadi akhir2 ini, entah disengaja atau tidak.
Wal-Harami (Dan juga pikun). Pikun adalah usia tidak produktif, dan juga menjadi beban orang-lain, karena manusia yg mengalami pikun, kembali seperti anak kecil (balita) lagi. Nabi saw berlindung kpd Allah dari kondisi seperti itu.

(5) Wa A'udzubika An-Yatakhabbathaniasy-Syaithanu 'Indal-Maut (Dan aku berlindung kepada-Mu dari intervensi setan ketika -- aku -- akan mati). Yang dimaksud intervensi setan ialah gangguan setan terhadap hati ketika kita menghadapi sakratul-maut sehingga kita gagal mencapai husnul-khatimah (kematian yang indah). Gangguan itu antara lain, meng-halang2i kita bertaubat, membuat kita merasa tidak suka (benci) pada kematian. Benci pada kematian berarti benci bertemu Allah. Nabi saw mengatakan:"Siapa yang benci bertemu Allah, maka Allah pun benci bertemu dengannya". Dan para ulama mengatakan, bahwa gangguan setan yang paling dahsyat adalah ketika manusia menghadapi sakratul-maut, karena saat itu merupakan kesempatan mereka yang terakhir untuk memperoleh teman di Neraka. (Na'udzu Billahi Min Dzalik).

(6) Wa A'udzubika An Amuta Fi Sabilika Mudbiran (Dan aku berlindung kpd-Mu jika aku mati dalam keadaan murtad dari jalan-Mu). Murtad artinya meninggalkan Islam, berpaling kepada agama yang lain. Jadi, kita minta kepada Allah agar Ia menguatkan hati dan iman kita kepada-Nya sampai ajal datang menjemput dan kita pun mati sebagai seorang muslim.

(7) Wa A'udzubika An Amuta Ladighan (Dan aku berlindung kepada-Mu jika aku mati karena disengat). Maksudnya, jangan sampai aku menemui kematian karena disengat, baik disengat ular, kalajengking dan binatang2 berbisa lainnya. (Hadits Riwayat Abu Dawud; 'Aunul-Ma'bud juz IV hal.410). Inilah do'a yg selalu dibaca oleh Nabi saw. agar terhindar dari 7 macam mara-bahaya yg bisa terjadi secara tiba2 dan menimpa siapa-saja.

Nabi saw bersabda:"Ad-Du'au Saiful-Mu'min" Artinya:"Do'a adalah senjatanya org2 yg beriman". Semoga do'a ini menjadi senjata bagi kita dalam menghadapi mara-bahaya yg datang secara tiba2 dan bisa mengenai siapa-saja. Amien Ya Rabbal-'Alamin.

06 Oktober 2009

Tuduhan Kafir

Akhir2 ini ada sebagian orang yg mengaitkan waktu terjadinya gempa di Sumbar; pukul.17.16 dengan QS 17:16; pukul.17.58 dengan QS 17:58 dsb. Padahal ayat2 tsb berkaitan dengan siksa yg menimpa orang2 kafir,dengan kata-lain mereka menuduh para korban gempa adalah orang2 kafir. Sungguh ini perbuatan fitnah yg luar-bisa. Justru mereka telah melakukan 2 pelanggaran besar, yaitu :

(1) Mentafsirkan Al-Quran se-mata-mata dengan pendapat pribadi. Menafsirkan Al-Quran dengan pendapat pribadi adalah perbuatan yg dilarang agama; Nabi saw bersabda (yg.artinya): "Siapa-saja yg menafsirkan Al-Quran dengan pendapatnya......., maka silahkan ia duduk di Neraka" (HR.Tirmidzi).

(2) Menuduh kafir terhadap orang2 muslim, padahal Nabi saw (yg.artinya): "Siapa-saja yg menuduh kafir terhadap muslim, maka tuduhan itu akan kembali kepada dirinya".
Saya menghimbau semua pihak untuk tidak terpengaruh dengan penafsiran sesat semacam itu, apalagi sampai menuduh saudara2 kita yang sedang terkena musibah di Sum-Bar dgn tuduhan yg keji, yaitu: Kafir!! Na'udzubillahi Min Dzalik. Padahal mereka tetap melaksanakan shalat dan shalat juma'at di luar masjid, karena masjid2 mereka hancur akibat gempa tsb.

(di kutip dari fb Debby Nasution)