29 Januari 2009

Mati Syahid di Jalan Allah

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang teramasuk mati syahid terbagi dalam lima golongan, yaitu Orang yang meninggal terkena wabah penyakit tha'un, orang yang mati karena sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa benda berat, dan orang yang mati karena perang di jalan Allah." (H.R Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang teramasuk mati syahid selain yang terbunuh di jalan Allah ada tujuh: Orang yang meninggal terkena wabah penyakit tha'un termasuk syahid, orang yang mati karena sakit perut termasuk syahid, orang yang mati tenggelam termasuk syahid, orang yang mati karena tertimpa benda berat termasuk syahid, orang yang mati karena luka (pada bagian dalam tubuh) di daerah sekitar pinggang termasuk syahid, orang yang mati terbakar termasuk syahid, dan wanita yang meninggal karena melahirkan termasuk syahid." (HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

Sa'id bin Zaid RA berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid, siapa yang terbunuh karena membela agamanya termasuk syahid, siapa yang mati terbunuh karena membela dirinya termasuk syahid, orang yang terbunuh membela keluarganya termasuk syahid." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Namun mati syahid yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang terbunuh di jalan Allah. Sabagaimana firman Allah (Q.S. Ali Imran/3 :168-170)

Dalam ayat ini jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan syahadah (mati syahid) adalah meraka yang telah berperang di jalan Allah SWT, yaitu untuk menegakkan agama-Nya. Dia berperang bukan untuk mendapatkan harta rapasan perang (ghanimah) atau untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Dia berperang hanya untuk meninggikan kalimat Allah SWT.

Seseorang pernah mendatangi Rasulullah SAW lalu dia berkata : "Seorang laki-laki berperang untuk mendapatkan harta rampasan perang (ghanimah), yang lainnya berperang agar terkenal dan yang satunya lagi berperang agar dikatakan sebagai pemberani, siapakah diantara mereka yang berperang di jalan Allah?". Maka Rasulullah SAW menjawab : "Barang siapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi paling tinggi maka dialah yang telah berperang di jalan Allah".(H.R. Bukhari)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata : "Apabila kamu berperang demi mempertahankan negerimu karena dia adalah negeri Islam dan kamu ingin melindunginya lantaran dia negeri Islam, maka inilah yang disebut dengan perang di jalan Allah. Karena kamu berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi lagi mulia".

Al-mautu fi sabilillah asma amanina, mati di jalan Allah adalah cita-cita kami yang tertinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar