Jawab
Wa’alaikum salam wr.wb. Sebetulnya makna ayat itu sangat dalam dan luar-biasa, dan mampu memberikan motivasi bagi siapa-saja yang memahaminya, apalagi ayat tersebut diulang 2X; Fa-inna ma’al-’usri yusran. Inna na’al-’usri yusran. Ahli Tafsir mengatakan, bahwa kata “Al-’usri” menggunakan Alif-lam ma’rifat, yaitu mengandung arti “satu kesulitan”, sedangkan kata ” Yusran” memakai isim nakirah; yaitu sesuatu yang tidak terbatas, yang berarti “beberapa kemudahan”. Jadi, arti ayat tersebut: “Maka sesungguhnya bersama satu kesulitan ada beberapa kemudahan”. Tegasnya, kemudahan itu lebih banyak dari kesulitan. Jadi, bukan setelah kesulitan ada kemudahan. Hanya saja, untuk merealisasikan hal itu kita harus melihat 2 ayat berikutnya; yaitu: “Fa idza faraghta Fanshab”, yang artinya: “Maka apabila engkau telah selesai — dari satu pekerjaan — maka tegaklah — untuk mengerjakan yang lain–”. Artinya, kita dituntut untuk mampu membuat “rencana padat karya”, tidak buang-buang waktu. Dan yang terakhir: “Wa Ila Rabbika Farghab”, yang artinya: ” Maka kepada Rabb-mu, hendaklah engkau merasa senang”. Sebagian Ahli Tafsir mengartikan ayat ini: “Hendaknya engkau selalu berharap kepada Rabb-mu”. Ini merupakan klimaks dari usaha yang terus menerus, yaitu berharap hasil usaha hanya kepada Allah dtsertai dengan sikap tawakal. Dan ada satu pelajaran berharga dari penjelasan ini semua, yaitu: Tawakal, pasrah kepada Allah hanya dilakukan setelah melaksanakan upaya yang sungguh2. (Wallahu A’lam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar