24 Juni 2016

⁠⁠⁠"ALLAH MENJAWAB AL-FATIHAH KITA"


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa setiap muslim yang melaksanakan shalat hendaknya tahu bahwa ia berhadapan langsung dengan Allâh Yang Maha Mulia dan Maha Agung; dan akan bercakap-cakap dengan-Nya, Yaitu pada waktu ia membaca Al-Fâtihah, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits qudsî, yaitu firman Allâh Yang Maha Tinggi -- secara langsung kepada Nabi saw. -- :

"Aku membagi shalat menjadi dua bagian, dan bagi hamba-Ku -- mendapat -- apa yang ia minta".


Maka ketika hamba itu berkata : (Al-Hamdulillâhi Rabbil-'Âlamîn) : "Segala puji bagi Rabb seluruh alam". Maka Allâh pun menjawab : (Hamidanî 'abdî) : "Hamba-Ku telah memuji Aku".


Maka ketika hamba itu berkata : (Ar-Rahmânir-Rahîm) : "Yang Maha Pemberi lagi Maha Penyayang". Maka Allâh Yang Maha Tinggi menjawab : (Atsnâ 'alayya 'abdî): "Hamba-Ku telah menyanjung-Ku".


Maka ketika hamba itu berkata : (Mâliki Yaumid-Dîn) : "Yang merajai hari pembalasan". Maka Allâh menjawab : (Majjadanî 'abdî): "Hamba-Ku telah mengagungkan Aku".


Maka ketika hamba itu berkata : (Iyyâ-Ka na'budu Wa Iyyâ-Ka nasta'în) : "Hanya kepada-Mu kami ber'ibadah dan hanya kepada-Mu kami minta pertolongan". Maka Allâh menjawab : (Hâdzâ bainî wa baina 'abdî): "Ini -- ucapan -- yang membagi antara bagian-Ku dan antara bagian hamba-Ku; dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta".


Maka ketika hamba itu berkata : (Ihdinâsh-Shirâthal-Mustaqîm. Shirâthal-Ladzîna An'amta 'alaihim. Ghairil-Maghdhûbi 'alaihim Wa ladh-Dhâllîn) : "Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai atas mereka dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat".


Maka Allâh menjawab : (Hâdzâ li'abdî Wa li'abdî Mâ Sa-ala) : "Ini -- permintaan -- merupakan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta".
(H.R. Ahmad dan Muslim dari Abû Hurairah. Lihat Al-Fathul-Kabîr jilid IV hal. 118 no. 4202)


Al-Imâm Ibnul-Qayyim (rahimahullâh) telah memberikan petunjuk yang jelas sekali tentang tata cara atau adab membaca surah Al-Fâtihah di dalam shalat; beliau berkata: Ketika seorang berkata :

"Aku berlindung kepada Allâh dari syaithân yang terkutuk".

Maka sesungguhnya ia telah menempatkan dirinya pada sandaran yang amat kuat -- yaitu Allâh SWT. --, dan berpegang dengan daya dan kekuatan-Nya dari -- serangan -- musuhnya yang ingin memutus hubungannya dengan Rabb-nya serta menjauhkannya dari dekat-Nya, agar ia berada dalam keadaan yang buruk.

Dan ketika ia berkata : 
(Al-Hamdulillâhi Rabbil-'Âlamîn) : "Segala puji bagi Rabb seluruh alam".  


Hendaklah ia diam sejenak, menantikan jawaban Rabb-nya kepadanya, yaitu :
(Hamidanî 'abdî) : "Hamba-Ku telah memuji Aku".

Dan ketika ia berkata : 
(Ar-Rahmânir-Rahîm) : "Yang Maha Pemberi lagi Maha Penyayang". 


Hendaklah ia diam sejenak, menantikan jawaban Rabb-nya kepadanya, yaitu :
 (Atsnâ 'alayya 'abdî): "Hamba-Ku telah menyanjung-Ku".

Dan ketika ia berkata :
(Mâliki Yaumid-Dîn) : "Yang merajai hari pembalasan". 

Hendaklah ia diam sejenak, menantikan jawaban Rabb-nya kepadanya, yaitu :
(Majjadanî 'abdî): "Hamba-Ku telah mengagungkan Aku".

Maka, alangkah lezat perasaan hatinya, sejuk pandangannya dan gembira jiwanya karena jawaban Rabb-nya sebanyak tiga-kali kepadanya. Demi Allâh, seandainya hati itu tidak ditutup oleh kabut syahwat dan mendungnya jiwa, niscaya ia akan terbang karena perasaan gembira dan senang terhadap jawaban Rabb-nya, Pencipta-nya dan Sembahan-nya :

Hamidanî 'abdî, Atsnâ 'alayya 'abdî, Majjadanî 'abdî

(Lihat "Kitâbush-Shalâh Wa Hukmu Târikiha" oleh Al-Imâm Ibnul-Qayyim hal. 172-173)

Berkata Al-Ustadz Muhammad 'Al Ash-Shâbûnî :
"Wahai saudara-ku sesama Islâm, tetapkan dan mantapkanlah bacaan-mu terhadap Kitâbullâh, dan tadabbur (renungkan)lah ia dengan penuh perhatian. Dan bersungguh-sungguhlah membacanya, baik di dalam shalat maupun di luar shalat dengan sikap tenang, tidak terburu-buru, khusyu' dan merendah diri. Dan hendaklah engkau berhenti di tiap ujung ayat. Dan penuhilah tata tertibnya, daripada tajwid dengan tanpa memberat-beratkan dalam melagukannya, atau sibuk dalam melafazhkannya tanpa merenungkan maknanya. Karena tadabbur yang sungguh-sungguh akan membantu-mu memahaminya (Al-Qur-ân)".



13 Juni 2016

Apa itu IMSAK ??


Imsak hanya dikenal di Asia Tenggara (Khususnya Indonesia), kemungkinan yg Membuat Ajaran Imsak Ini Berniat Baik Agar Kita Ada Waktu Untuk Bersiap Diri Melaksanakan Sholat Dan Mempersiapkan Waktu Terbitnya Fajar.

Namun dia lupa Bahwa Islam yg diajarkan Rasulullah Saw Sudah Sempurna Sehingga Tidak perlu ditambah atau dikurangi. Akibatnya pada hari ini banyak umat menganggap batas akhir makan sahur adalah Imsak Sehingga menghilangkan Ajaran Rasulullah Saw  yg Sesungguhnya.

Dalil:
"Jika salah seorang dari Kamu Mendengar Adzan Sedangkan ia Masih Memegang bejana, maka Janganlah Ia Meletakkannya Hingga Ia Menyelesaikan Hajatnya (makannya).
[HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dishahihkan oleh Adz Zahabi]

Ibnu Umar berkata, "Alqamah Bin Alatsah Pernah Bersama Rasulullah, Kemudian Datang Bilal akan mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah Saw Bersabda, "Tunggu sebentar wahai bilal..!, Alqamah sedang makan sahur".
[Hadist ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani]

"Dan Makan Dan Minumlah Kamu Hingga Terang Bagimu Benang Putih Dan Benang Hitam Yaitu Fajar". (QS Al Baqarah 2 : 187)

Jadi sahabatku,Batas Santap Sahur Adalah waktu FAJAR (saat adzan subuh/fajar), Bukan IMSAK.

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah". (QS Al Hasyr 59 : 7)

Mohon sebarkan pesan ini, agar tidak makin tersebar kesalahan dan kekeliruan di masyarakat, terutama keluarga kita dalam melaksanakan amalan di bulan Ramadhan.
بَارَكَ اللهُ فِيْك

DAHSYAT NYA DOA SEBELUM BERBUKA PUASA.


Ada suatu waktu yg mustajab utk berdoa, dimana doa tsb tdk akan ditolak oleh Allah SWT, yaitu berdoa saat menjelang berbuka puasa dan menjelang makan sahur.
Ttp sayangnya banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya.

Di Mekkah & Madinah, satu jam sblm adzan maghrib org2 sdh menengadahkan tangan ke langit berdoa utk kemudahan dari segala hajat, baik hajat dunia maupun akhirat, mrk berdoa dg syahdu sepenuh keyakinan, sampai2 air mata mrk mengalir deras..
Ya, berdoa meminta kpd Allah yg Maha Kaya...

Kesalahan yg dilakukan kaum muslimin kita disini (indonesia) yaitu dg menyia2kan wkt yg sangat mustajab ini dg cara ngabuburit menjelang adzan maghrib..!!!
kemudian berkumpul menghadapi hidangan berbuka, & mrk sdh merasa cukup dg hanya membaca "Allahuma lakasumtu....atau dzahaba zhoma'u....", pdhal hanya mencakup maknanya berupa laporan & ucapan syukur..

Setelah kita memahaminya, hendaknya min 10 ~ 15 menit seblm adzan maghrib (sdh dlm keadaan berwudhu) kemudian berdoa meminta apa saja (adabnya dg didahului puji2an kpd Allah & bershalawat atas Nabi),
Krn Allah menggaransi bhw doa2 tsb akan dikabulkan.."Allah sesuai prasangka hamba kepada Nya"
Manfaatkanlah wktmu sobat, bukan hanya demi santapan atau berburu makanan saat jelang buka. Berdo'alah utk diri kita, keluarga kita, orangtua kita, sahabat kita, negeri kita....

Musuh2 islam tahu betapa hebat ummat Muhammad SAW bila mrk berdo'a kpd Rabb nya disaat menjelang berbuka. Krn itu, mrk buat tipu daya utk melalaikannya dgn program2 tv & media lainnya di wkt2 yg mustajab yaitu: menjelang berbuka & menjelang sahur (2/3 malam).
sehingga ummat ini, mrk makan-minum, berpuasa, namun tak sempat utk berdoa.
semoga nasehat yg singkat ini bermanfaat bagi umat yg belum mengetahui nya..أمـــــين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ..